Gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja, jer basuki mawa bea, ho lapis kuntul baris, rawe-rawe rantas malang-malang puntung, ing ngarso sing tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, ingsun titip tajug lan fakir miskin

Kemitraan

Thursday, January 16, 2014

Memilih kontraktor renovasi rumah

Ini adalah tahapan yang paling penting, krusial, yang akan sangat menentukan hasil akhir dari proyek renovasi rumah anda. Banyak sekali referensi mengenai hal ini di internet, tapi dari pengalaman saya sebelumnya, maka kiranya saya tetap merasa perlu untuk membaginya sekali lagi dengan anda.

1. Jangan asal percaya
Anda pasti sering sekali mendengar cerita "kontraktornya lari, kabur", apeknya, itu pun saya alami. Oleh sebab itu, aturan nomor satu yg "wajib" anda ingat:
"Jangan percaya walaupun kontraktor tersebut teman baik, sohib, sobat dekat, saudara, tetangga, bahkan lulusan universitas terkemuka di Indonesia atau dunia sekalipun..."
Sesibuk apapun anda, jika anda tidak bisa melaksanakan renovasi sendiri, sebelum "teken" surat perintah kerja, anda harus, wajib, meluangkan waktu untuk :
  • Melihat proyek yang dilakukan oleh kontraktor tersebut, biarpun jauh, anda harus datangi. Tanyakan proyek tersebut sudah berjalan berapa lama, coba sedikit ngobrol dengan tukang, kepala tukang atau mandor di proyek tersebut. Baik sekali jika anda bisa berjumpa dan bertanya kepada pemilik rumah/proyek, bagaimana pendapat beliau mengenai performa si kontraktor selama ini. Cari info sebanyak-banyak dari pihak ketiga yang obyektif.
  • Jika ada beberapa proyek yang sedang dikerjakan, coba kunjungi proyek yang lain.
  • Jika proyeknya ada banyak, nah.. anda mesti ekstra hati-hati, harus lebih kritis mencari tahu, takutnya anda bertemu kontraktor yang "ngincer duit" ketimbang "mutu".
  • Rajin bertanya kepada rekan anda yang pernah renovasi rumah, jika mereka puas, bisa jadi mereka akan merekomendasikan sang kontraktor.
Hati-hatilah jika si kontraktor, di awal menjanjikan terlalu muluk, terlalu banyak menyanggupi, cerita yang indah-indah, khawatirnya anda bisa juga terjebak pada kontraktor "amatir" yang tidak bisa mengukur kemampuan dirinya. Ujungnya nanti anda juga yang susah.

Demikian untuk poin nomor 1, silahkan dilanjut ke poin nomor selanjutnya.

No comments:

Post a Comment