Gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja, jer basuki mawa bea, ho lapis kuntul baris, rawe-rawe rantas malang-malang puntung, ing ngarso sing tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, ingsun titip tajug lan fakir miskin

Kemitraan

Monday, August 8, 2016

Kampung Gajah Wonderland

Seusai libur bersama lebaran 2016, istri saya mengajak untuk berkunjung ke tempat wisata Kampung Gajah di daerah Bandung. Selama ini saya cuma sesekali dengar nama "Kampung Gajah". Seperti biasa, saya mencari info di Google dan kenallah dgn Kampung Gajah Wonderland, sebuah tempat rekreasi bermain atau theme park.

Ini pertama kali kita ke sana dan ulasan ini adalah kesan kita selama di sana. Rencana kita adalah mencoba permainan, atraksi dan berenang di waterpark-nya.

Berangkat dari Jakarta jam 9, melalui tol Jakarta-Bandung, perjalanan cukup menyenangkan karena lancar, keluar pintu tol Pasteur. Dipandu dgn aplikasi Waze, karena kita tidak paham jalan di Bandung, langsung belok kiri melalui jalan Surya Sumantri.



Jalan yang kita lalui tidaklah macet, walaupun sedikit membingungkan karena sepertinya melalui jalan perumahan dan kompleks.

Akhirnya tibalah kita di sana, sekitar jam 11:00 belum terlalu ramai. Masuk gerbang, bayar karcis, kita di arahkan ke area parkir berbentuk lapangan rerumputan. Kalau datang lebih pagi, ada sedikit lahan parkir di dekat area wisata,

Area parkir lapangan rumput ini tidak terlalu luas dan terbagi dalam beberapa area yg berbeda ketinggian, karena kontur tanahnya miring.

Saya dapat di lokasi yg agak jauh dari pintu masuk utama, tapi dekat di pintu masuk kedua.

Jika kita ingin masuk melalui pintu masuk utama, sedikit merepotkan adalah kita harus berjalan kaki dan lokasinya agak mendaki. Sepertinya tempat ini memang dirancang utk lokasi yg berbeda ketinggian, mungkin biar berbeda. Untuk kami yg membawa anak balita, sebetulnya ini jadi agak melelahkan. Karena malas naik ke atas ke pintu utama, kita masuk melalui pintu kedua.

Bagi yg pertama kali berkunjung ke sini, minimnya peta atau papan penunjuk arah, membuat kita bingung mencari tahu atraksi apa saja dan dimana. Kesan pertama setelah masuk adalah, tempat makan yg cukup banyak.

Bagi yg membawa stroller, sebetulnya ada jalur landai disediakan, tapi memang tidak begitu kelihatan, sehingga karena kita tidak tahu, kadang kita terpaksa harus angkat karena melalui tangga.

Untuk diketahui, sebetulnya di dekat pintu masuk, ada pos yang menjual tiket, per atraksi atau terusan, harganya pun tertera bervariasi dari Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu.

Lokasi yang berbeda ketinggian ini menjadikan kita cepat lelah, sehingga akhirnya mulai malas untuk mencari-cari tempat atraksi. Saran saya bagi anda yg ingin ke sana untuk pertama kalinya, mulailah dari pintu utama karena kebanyakan atraksi yang menarik ada di sana, setelah puas anda tinggal turun ke area yg lebih rendah.

Gerbang utama tampak dari dalam, di dominasi logo minuman teh kemasan

Salah satu atraksi, mengendarai kendaraan off-road

Bicara tempat makan, tidak perlu khawatir, seperti saya sebut di atas, banyak sekali tempat makan dan cukup variatif, harga pun menurut saya standar, tidak mahal.

Salah satu sudut persimpangan, di depan situ arena bermain atv bagi anak2, tampak jg bangunan yg merupakan tempat makan

Secara keseluruhan tempat rekreasi ini sepertinya kurang serius dirawat dan perencanaan jangka panjang, karena beberapa bagian tampak tidak sedap dipandang mata, seperti batu pedestrian yg pecah2 tidak diganti, tumpukan sampah yg terlalu ekpos dekat area atraksi, bangunan yg sepertinya belum jadi.



Sehingga bagi saya pengunjung dari jauh, entah kenapa lebih mendapatkan rasa lelahnya ketimbang kesan rekreasinya. Kira demikian, trims.

No comments:

Post a Comment